Total Tayangan Halaman

Selasa, 23 November 2010

Pengembangan Dari Ketiga Review Jurnal ( BAB II )

PENGEMBANGAN DARI KETIGA REVIEW JURNAL

BAB II
LANDASAN TEORI
TEORI DASAR

2.1 KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan didefinisikan ke dalam ciri individual, kebiasaan, cara
mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan, dalam administrasi dan
persepsi mengenai pengaruh yang sah. Ada beberapa ahli kepemimpinan,
diantaranya, yaitu :
Menurut Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A dalam bukunya yang
berjudul “ Kepemimpinan dan Perilaku Organisasional “,
menyatakan bahwa :
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada
pengikut - pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.

Menurut Ishak Arep, Hendri Tanjung dalam bukunya yang berjudul “
Manajemen Motivasi “ menyatakan bahwa : “ Kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain atau
masyarakat yang berbeda – beda untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu proses
dimana seseorang mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok dalam
usahanya untuk mencapai suatu tujuan tertentu

2.1.1 GAYA KEPEMIMPINAN
Menurut George R Terry dalam bukunya yang berjudul “ Dasar –
dasar Manajemen”
terdapat enam tipe gaya kepemimpinan, antara lain :

1. Kepemimpinan Pribadi
Kepemimpinan pribadi dilaksanakan melaui hubungan pribadi.
Petunjuk – petunjuk dan dorongan atau motivasi diberikan secara
pribadi oleh pihak pimpinan.

2. Kepemimpinan Non Pribadi
Kepemimpinan jenis ini, segala peraturan dan kebijakan –
kebijakan yang berlaku pada perusahaan melalui bawahan –
bawahannya atau mempergunakan media non pribadi serta
kepercayaan – kepercayaan.

3. Kepemimpinan Otoritas
Kepemimpinan jenis ini didasarkan atas anggapan bahwa
kepemimpinan merupakan suatu hak dan pemimpin bersifat agak
kaku.

4. Kepemimpinan Demokrasi
Kepemimpinan jenis ini ditandai oleh partisipasi kelompok dan
diproduktifkan opini – opininya.

5. Kepemimpinan Paternalis
Kepemimpinan tipe ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang
paternal atau kebapakan dalam hubungan antar pemimpin kelompok,
tujuannya untuk melindungi dan memberi arah.

6. Kepemimpinan Bakat
Kepemimpinan yang timbul pada orang – orang dari kelompok
organisasi sosial informal.


Menurut Ishak Arep, Hendrik Tanjung dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Motivasi “
mengemukakan 4 tipe gaya kepemimpinan, antara
lain :

1. Democratic Leadership
Yakni suatu gaya kepemimpinan yang menitikberatkan kepada
kemampuan untuk menciptakan moral dan kemampuan untuk
menciptakan kepercayaan.

2. Dictatorial atau Authocratic Leadership
Yakni suatu gaya kepemimpinan yang menitikberatkan kepada
kesanggupan untuk memaksakan keinginannya yang mampu
mengumpulkan pengikut – pengikutnya untuk kepentingan pribadi
dan golongan dengan kesediaan untuk menerima segala risiko
apapun.

3. Paternalistik Leadership
Yakni suatu gaya kepemimpinan yang menitikberatkan pada jalan
atau melaui unsur – unsur demokrasi. Sistem ini dapat
diibaratkan Diktator yang berselimutkan Demokratis.

4. Free Rein Leadership
Yakni salah satu gaya kepemimpinan yang 100% menyerahkan
sepenuhnya seluruh kebijaksanaan pengoperasian manajemen sumber
daya manusia kepada bawahannya dengan hanya berpegang kepada
ketentuan – ketentuan pokok yang ditentukan oleh atasan.

2.1.2 Pengertian Produktivitas Kerja
Pengertian mengenai produktivitas menurut beberapa pakar, yakni sebagai
berikut :
Menurut Paul Mali, yang dikutip oleh Dr. Sedarmayanti, M.Pd,
mengemukakan bahwa “ Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau
meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan
sumber daya secara efisien. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan
sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu”.
Menurut Ravianto J secara umum produktivitas mengandung pengertian
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja satuan
waktu. Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam proses
peningkatan produktivitas karena manusia bersifat dinamis, sedangkan alat
produksi dan kemajuan teknologi lebih bersifat statis yang hanya dapat
digerakkan oleh manusia.

2.1.2.1 Faktor Produktivitas Tenaga Kerja
Menurut Dr. Sedarmayanti, M.Pd. faktor – faktor yang mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja adalah sebagai berikut :
1. Sikap Mental
Sikap mental berupa motivasi kerja. Motivasi kerja adalah daya dorong yang
dimiliki, baik secara intrinsik maupun ekstrinsik yang membuat karyawan
mau dan rela untuk bekerja sekuat tenaga menggunakan seluruh kemampuannya
dalam mencapai tujuan.

2. Pendidikan
Pada umumnya organisasi yang mempunyai pendidikan (formal atau non formal)
yang lebih tinggi akan mempunyai wawasan lebih luas akan arti penting
produktivitas.

3. Terampil
Pegawai yang terampil akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas
kerja dengan baik. Pegawai akan lebih terampil apabila mempunyai kecakapan
dan pengalaman.

4. Manajemen
Manajemen berkaitan dengan system yang diterapkan oleh pimpinan untuk
mengelola ataupun memimpin serta mengandalkan staf atau bawahannya.
Apabila manajemennya tepat maka akan menimbulkan semangat yang lebih
tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang
paling produktif.

5. Hubungan Industrial Pancasila ( HIP )
Dengan penerapan Hubungan Industrial Pancasila maka akan ;
a. Menciptakan ketenangan kerja dan memberikan motivasi kerja secara
produktif sehingga produktivitas dapat meningkat.
b. Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis sehingga menumbuhkan
partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan produktivitas.
c. Menciptakan harkat dan martabat pegawai sehingga mendorong
diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan
produktivitas.

6. Tingkat Penghasilan
Tingkat penghasilan memadai dapat menimbulkan kosentrasi kerja dan
kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.

7. Gizi dan Kesehatan
Pegawai yang terpenuhi akan gizi dan kesehatan maka akan lebih kuat bekerja
dan mempunyai semangat yang tinggi sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerjanya.

8. Jaminan Sosial
Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada pegawainya
dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja.

9. Lingkungan dan Iklim Kerja
Lingkungan dan Iklim Kerja yang baik akan mendorong pegawai agar senang
bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan
dengan lebih baik menuju ke arah peningkatan produktivitas.

10.Sarana Produksi
Mutu sarana produksi berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas apabila
sarana produksi yang digunakan tidak baik, kadang – kadang dapat
menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai.

11.Teknologi
Teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya maka akan
memungkinkan :
a. Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi.
b. Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu
c. Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa
dengan memperhatikan hal tersebut, maka penerapan teknologi dapat mendukung
peningkatan produktivitas.

12.Kesempatan Berprestasi
Kesempatan untuk berprestasi akan menimbulkan dorongan psikologis untuk
meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk
meningkatkan produktivitas kerja.

2.1.3 Pengertian Motivasi
Motivasi adalah keinginan bekerja untuk mencapai suatu tujuan, dimana
keinginan tersebut dapat merangsang dan membuat seseorang mau melakukan
pekerjaan atau apa yang mengakibatkan timbulnya motivasi kerja. Untuk
mengukur tingkat motivasi pegawai maka ada beberapa indikator yang akan
diteliti, yaitu sikap pegawai yang mencerminkan motivasi mereka dalam
melakukan pekerjaan, yang meliputi (1)adanya sikap yang mencerminkan
kebutuhan pegawai akan prestasi dan adanya motivasi untuk mencapai hasil
kerja yang baik, (2) menunjukkan sikap tabah, jujur,dalam menghadapi masalah
yang terjadi dalam pekerjaan mereka, (3) menunjukkan sikap pantang menyerah
dan ulet jika mengalami kegagalan.

2.1.4 Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah keadaan dimana tempat kerja yang baikmeliputi fisik
dan nonfisik yang dapat memberikan kesan menyenangkan, aman, tentram,
perasaan betah, dan lain sebagainya. Indikatornya adalah : (1) perlengkapan
kerja yang meliputi sarana dan prasarana penunjang kerja seperti komputer,
mesin ketik, mesin pengganda, dan lain sebagainya, (2) Pelayanan kepada
pegawai atau penyedia tempat ibadah, sarana kesehatan, koperasi, sampai pada
kamar kecil, (3) kondisi kerja seperti ruang, suhu, penerangan, dan ventilasi
udara, ( 4) hubungan personal yang meliputi kerjasama antar pegawai dan
atasan.

2.1.5 Pelatihan
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja
pegawai pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya.
Indikator adalah : (1) pelatihan sebagai pengalaman untuk belajar bagi
pegawai, (2) pelatihan merupakan aktivitas yang terencana, (3) pelatihan
dapat memberikan jawaban atas persoalan yang ada.

2.1.6 Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan adalah kemampuan kinerja yang dicapai dan diinginkan dari
perilaku pegawai dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas – tugas pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab secara individu atau kelompok. Indikatornya
adalah (1) kemampuan dalam menyusun rencana kerja, (2) kemampuan
merealisasikan rencana kerja, (3) kemampuan melaksanakan perintah / instruksi
atasan, (4) kemampuan memberikan pelayanan ke[ada masyarakat, (5) kemampuan
dalam kuailitas kerja, meliputi ketelitian, kerapian, kecepatan, ketepatan,
dan keterampilan dalam melakukan tugas (6) kemampuan pegawai dalam mencapai
target kerja atau hasil kerja yang diinginkan.

2.1.7 Pengertian Komunikasi
Menurut Sondang P Siagian komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan
organisasi, baik ditinjau dari segi proses administrasi dan manajemen maupun
keterlibatan semua pihak didalam suatu organisasi.
Menurut Bernard mengatakan bahwa eksistensi suatu organisasi ( suatu system
kerja sama ) bergantung kepada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan
kemampuan untuk bekerja sama guna mencapai suatu tujuan yang sama pula. Oleh
karenanya fungsi utama seorang eksekutif adalah mengembangkan dan memelihara
system komunikasi. system atau jaringan komunikasi mengikat peran seluruh
anggota organisasi.


HIPOTESIS
2.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja
Seperti diketahui bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu proses dimana
seseorang mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok dalam usahanya untuk
mencapai tujuan tertentu. Tannanbaum dan Schmidt yang dikutip
oleh Gibson ( 2001:285 ) mengatakan bahwa : “ Manajer yang baik
adalah orang yang dapat memelihara keseimbangan yang tinggi dalam menilai
secara tepat kekuatan yang menentukan perilakunya yang paling cocok bagi
waktu tertentu dan benar – benar mampu bertindak demikian
". Menurut
Dale Timple ( 1999:31 ) mengatakan bahwa :
“ Pemimpin merupakan orang yang menerapkan prinsip dan teknik yang
memastikan motivasi, diaiplin, dan produktivitas jika berkerjasama dengan
orang, tugas, dan situasi agar dapat mencapai sasaran perusahaan “.

Dengan mengerti dan mengetahui hal – hal yang dapat membangkitkan motivasi
dalam diri seseorang yang merupakan kunci untuk mengatur orang lain. Tugas
pemimpin adalah mengidentifikasikan dan memotivasi karyawan agar dapat
berprestasi dengan baik yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas
perusahaan Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap produktivitas kerja karyawan.

2.3 Pengaruh Kepuasan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan
Menurut Tubbs dan Hain melaporkan hasil penelitiannya dan
menyimpulkan bahwa Komunikasi Manajemen berpengaruh terhadap peningkatan
efektivitas organisasi secara total. Menurut Pincus dalam studi lapangan
menemukan hubungan positif antara komunikasi dan kinerja pekerjaan tetapi
hubungan komunikasi kepuasan lebih kuat, khususnya dalam komunikasi
supervisor, iklim komunikasi, dan umpan balik personal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar